Astro Photography from Munduk – Bali

Masih mengenai dunia fotografi terutama tentang Astro Fotografi, kali ini saya mengambil foto sewaktu saya menginap di Resort Munduk Moding Plantation, dimana resort ini menawarkan penginapan dengan design dan konsep yang sangat alami, mempunyai pemandangan perbukitan, pohon – pohon dan matahari tenggelam.

Saya dan teman – teman menginap disini selama 3 hari 2 malam dimana merupakan pengalaman pertama kali buat saya. Kami mengambil kamar dengan kolam renang pribadi (infinity pool) dimana airnya sangat dingin karena memang udara di daerah Munduk sangat dingin juga. Selain kolam renang ada juga jacuzzi sehingga bisa menikmati air hangat juga.

Pada malam hari saya menyibukkan diri dengan mengambil foto astro, kebetulan didaerah Munduk sangat gelap sehingga bagus sekali untuk ambil foto astro ini. Setelah selesai makan malam, teman-teman langsung masuk kamar dan melanjutkan pembicaraan mereka di kamar, sementara saya sibuk diluar sambil mencari foto astro ini.

Sebelum saya melanjutkan cerita ada hal lucu yang perlu saya ceritakan, dimana sebenarnya bikin kesel juga. Hal tersebut adalah konektor antara tripod dan kamera tertinggal dirumah. Sehingga dalam pengambilan foto-foto yang ada saya hanya mengandalkan pool daybed dan handuk, karena dalam pengambilan foto ini kamera saya harus menghadap ke atas/langit. Benar-benar sebuah perjuangan karena saya harus dalam keadaan jongkon untuk melihat display led yang ada di kamera. Ditambah dengan udara yang sangat dingin di daerah Munduk, Bali.

Untuk mengurangi adanya polusi cahaya di sekitar kamera, saya minta tolong staff di villa untuk mematikan semua lampu yang ada diluar kamar kami dan saya pun mematikan semua lampu yang ada didalam kamar. Saya memulai pengambilan foto dari sekitar jam 9 malam. Dalam pengambilan foto astro ini saya menggukan bantuan aplikasi yang bernama Star Walk 2 aplikasi ini sangat berguna untuk mengetahui dimana posisi milky-way berada. Selain itu dengan aplikasi tersebut saya bisa tahu nama-nama bintang dan posisi nya ada dimana saja.

Sehubungan karena saya tidak menggunakan tripod, usaha terbesar saya adalah bagaimana saya tetap bisa mengambil foto astro dengan apa yang ada didepan mata saya kalau bahasa kerennya adalah be creative and innovative. Jika kalian melihat postingan saya yang sebelumnya, terdapat perbedaan akan hasil foto yang ada, dimana foto-foto saya di postingan sebelumnya kurang mencolok dan di foto postingan ini lebih terlihat jelas. Hal ini terjadi karena polusi cahaya baik dari lampu ataupun bulan itu banyak berkurang.

Di foto paling atas sendiri kalian akan melihat adanya garis dimana diposisi ujung atas dan bawah lebih tipis dan posisi tengan lebih tebal, setelah membaca beberapa artikel kemungkinan itu adalah bintang jatuh (meteor shower). Ada perasaan bahagia yang tersendiri ketika saya bisa melihat bintang jatuh, walaupun sebenarnya saya sudah sering sekali melihatnya semenjak saya suka mengambil foto astro.

Dalam dunia foto astro ada juga teknik yang dinamakan star trails foto, star trails ini sama saja dengan foto astro namun waktu pengambilan fotonya lebih lama, bisa lebih dari 15 menit atau ada beberapa fotografer yang menggunakan teknik interval foto, dimana kamera di setting untuk mengambil foto dengan jumlah tertentu dan menggunakan interval (jarak waktu) untuk foto satu dan lainnya. Biasanya untuk star trails ini menggunakan minimal 160 foto bisa lebih. Kalau saya sendiri lebih sering menggunakan Shutter Speed nya 15 menit sesuai dengan maksimal waktu yang ada di kamera Fujifilm XT-2 yang saya gunakan. Dibawah ini hasil dari star trail foto saya.

Saya melakukan pengambilan foto astro hingga kira-kira jam 12 malam, karena sudah terlalu malam dan udara pun semakin dingin. Sebenarnya saya juga semakin merasa sendirian karena teman-teman saya sudah pada tertidur lelap waktu itu. Dibawah ini ada beberapa hasil foto saya pada malam itu.