Astro Photography (Milkyway) di Hari Raya Nyepi (Day of Silence) di Bali

Sebentar lagi umat Hindu diseluruh dunia akan merayakan hari raya keagamaan mereka, yaitu Hari Raya Nyepi dimana dirayakan pada setiap pergantian tahun Saka.

Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali dilakukan dengan cara yang berbeda dengan di India. Dimana di India dilakukan dirayakan dengan meriah dan banyak festival yang diadakan. Sementara di Bali memperingati Tahun Baru Saka dengan melakukan kontemplasi. Nyepi di Bali dirayakan dengan banyak larangan seperti ameti geni (menyalakan benda elektronik ataupun api), ameti karya (tidak boleh melakukan aktivitas atau kegiatan), ameti lelungan (tidak boleh berpergian) dan ameti lelanguan (tidak boleh bersenang-senang).

Nyepi yang selalu jatuh disaat fase bulan baru (new moon phase) sangat mendukung hobi saya untuk melakukan pengambilan foto – foto astro atau lebih tepatnya foto – foto milkyway. Kenapa saya bilang mendukung? Hal ini dikarenakan dengan adanya Nyepi di Bali dan adanya larangan untuk tidak menyalakan api atau listrik maka tidak ada polusi cahaya yang berasal dari api ataupun lampu. Sehingga saya tidak perlu melakukan perjalanan kemana-mana hanya untuk mendapatkan lokasi dengan polusi cahaya seminimal mungkin pada saat fase bulan baru. Seperti yang pernah saya tulis di artikel saya sebelumnya, bahwa untuk mendapatkan foto milkyway saya harus menunggu fase bulan baru, dimana hal ini polusi cahaya akan sangat berkurang karena rendahnya cahaya bulan yang ada.

Semenjak saya mempunya hobi fotografi, saya selalu menunggu saat-saat Nyepi setiap tahunnya, dimana ditahun-tahun sebelum 2020 saya selalu pergi keluar Bali setiap Nyepi. Sudah 2 kali saya merayakan Nyepi di Bali semenjak saya menyukai foto astro dan setiap kali saya mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.

Pada perayaan Nyepi di tahun 2020 yang bertepatan pada tanggal 25 Maret, saya memutuskan untuk tinggal dirumah saja dan melakukan pengambilan foto di halaman rumah dimana saat itu ruang gerak saya terbatas hanya didalam halaman dan saya tidak bisa keluar dari pagar rumah sedikit pun. Pengambilan foto milkyway saya pada saat itu tidak berlangsung lama, saya berhenti ketika waktu menunjukkan pukul 11.10 malam. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu tetiba saya merasa merinding atau tegak bulu kuduk dari kaki hingga leher, disaat itu juga saya memutuskan untuk berhenti karena saya sendirian saja tidak ada siapapun. Foto – foto milkyway saya pada Nyepi ini dibagikan oleh banyak orang di media sosial baik Facebook maupun Instagram.

Di tahun 2021 kemarin saya menginap di La Camera Bali, La Camera Bali merupakan akomodasi yang bergaya modern berlokasi di daerah Kerobokan – Bali. Saya memutuskan untuk menginap disini karena La Camera Bali sendiri mempunyai kamar di lantai 3 dan daerah sekelilingnya masih lumayan kosong tidak dipadati dengan gedung – gedung tinggi di sekitarnya, sehingga sangat mendukung saya untuk melakukan pengambilan foto milkyway. Alasan lain adalah karena kamar yang ada di lantai 3 mempunyai teras yang lumayan panjang jadi sangat memudahkan saya untuk bergerak dalam pengambilan foto.

Seperti saya tulis di paragraf sebelumnya, setiap saat Nyepi saya mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Nyepi saat itu saya benar-benar melihat suatu benda bulat yang jatuh dari langit dimana terlihat jelas benda bulat itu dikelingi suatu cahaya yang mirip dengan warna bara api. Pada Nyepi 2021 kemaren saya melakukan pengambilan foto hingga jam 4.30 pagi dimana dimulai dari jam 8 malam.

Untuk Nyepi tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 3 Maret nanti saya akan menginap di salah satu hotel yang berada di daerah Legian – Bali dimana hotel tersebut mempunyai rooftop dan mereka memberikan akses ke rooftop untuk saya melakukan kegiatan foto astro terutama milkyway. Saya akan unggah foto – foto yang saya dapat beserta sedikit cerita.